Fabel
Semut
dan Magpie
Di suatu pagi yang cerah, terdapat
sekelompok semut yang sedang bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing. Ada
yang mengumpulkan makanan untuk persediaan di musim dingin, ada pula yang
bertugas menjaga sarangnya. Di dalam
kehidupan sehari-hari yang mereka pikirkan hanyalah bekerja serta tindakan yang
harus dilakukan jika ada pemangsa dan makhluk lainnya. Tapi, ada satu semut yang memiliki rasa
keingintahuan yang sangat besar, yaitu Maleo.
Setiap ada kesempatan, Maleo akan menyelinap dan pergi berkeliling untuk
mendapatkan pengetahuan yang belum dia ketahui. Dia mempunyai satu sahabat yang
setia menemaninya ketika dia menyelinap, ia adalah Maggie si burung Magpie.
“Hey
Maleo! Mau kemana kau? Tugasmu belum kelar tuh!” Teriak Beru si
pemimpin regu “Aku mau keluar sebentar, mau istirahat,” jawab Maleo yang
langsung kabur keluar tanpa mendengarkan teriakan dari pemimpinnya
tersebut. Tapi sebenarnya itu hanyalah
alasan yang dibuatnya agar dia bisa berkeliling dengan Maggie (emang bandel ya
hehehe) .
“Halo Maggie! Bagaimana kabarmu?” Sapa Maleo “Oh! Kau rupanya Maleo! Bikin aku kaget saja, kabarku baik-baik saja
kok,” jawab Maggie yang masih menenangkan dirinya dari kekagetannya
tersebut. “Maaf maaf, aku tidak sengaja
tadi,” jawab Maleo sambil cengar-cengir.
Akhirnya mereka pun berkeliling untuk mencari pengetahuan baru yang bisa
mereka dapatkan.
Mereka
pun menyudahi perjalanan mereka ketika matahari mulai tenggelam. Tapi, ketika sampai di sarang, Maleo dicegat
oleh para penjaga sarang. “Loh, ada apa
ini? Biarkan aku lewat, tolong,”
pintanya “Sayangnya kami tidak bisa melakukan hal tersebut,” ujar salah satu
penjaga sarang “Memangnya kenapa?” “Karena kau melalaikan tugasmu ,Maleo,” ujar
Beru yang tiba-tiba muncul “Dan yang
paling membuatku marah adalah kau keluar dan bekeliling lagi dengan si burung
pencuri itu! Bagaimana jika suatu saat
dia memangsa kita?” “Maggie tidak akan berbuat seperti itu! Dan dia bukanlah pencuri!” Bela Maleo “Aku tak peduli pada omong
kosongmu itu. Kami sepakat untuk
memberikan pengawasan lebih padamu, Maleo” ujar Beru. Maleo tidak bisa berkata apapun dan hanya
menuruti kata Beru.
Beberapa
hari setelah kejadian tersebut, Beru menepati perkataannya, dia memberikan
pengawasan lebih kepada Maleo sehingga dia tidak bisa kabur. Maggie yang penasaran karena Maleo tidak
pernah muncul lagi, pergi untuk menyelidiki apa yang terjadi. Dia takut Maleo tidak akan diperbolehkan
pergi keluar lagi. Dan ketakutannya pun
terwujud! Tapi dalam hatinya, dia sadar
dia tidak bisa berbuat apapun selain berdoa pada Tuhan agar semuanya berakhir
dengan baik.
Musim
dingin pun tiba, para semut pun sudah siap dengan cadangan makanan mereka untuk
musim dingin tersebut. Tapi ternyata
dugaan mereka salah! Musim dingin kali
ini sangat lebat dan lebih lama dari biasanya.
Sehingga, perlahan cadangan mereka pun habis sedikit demi sedikit. Mereka mulai panik dan berfikir bagaimana
menyuplai makanan lagi di musim dingin.
Nampaknya, tak ada satu ide pun yang sesuai. Cara terakhir adalah berhemat.
Ketika
keputusasaan makin besar dan taka da yang dapat mereka lakukan, terdengar suara
aneh dari luar sarang. Beru selaku
pemimpin keluar untuk mengecek apa suara itu.
Ternyata itu Maggie (HOREEEE)!
Dia membawa sebuah buntalan besar di paruhnya. “Tenang, jangan takut. Aku disini ingin membantumu. Aku membawa sekantung biji-bijian untuk
jaga-jaga jika kau kekurangan makanan,” ujar Maggie “Aku tidak percaya! Kau
disini pasti ingin mencuri dan memakan kami!” Bentak Beru . Mendengar hal tersebut, Maggie hanya tertawa
dan berkata, “Jangan bodoh, aku disini hanya untuk menolongmu. Tapi berterima kasihlah pada Maleo, dia yang
membuatku ingin menolong kalian. Dia
sungguh semut yang baik.” Mendengar
jawaban itu, Beru langsung malu dan meminta maaf pada Maggie atas tuduhannya
tersebut, dan berterima kasih atas bantuan yang Maggie berikan. Maggie pun langsung terbang dan kembali ke
sarangnya sendiri.
“Hey
Maleo, aku minta maaf atas tuduhan ku soal temanmu itu. Terrnyata dia adalah burung yang sangat baik
hati. Aku minta maaf, Maleo,” ujar Beru “Tidak
apa-apa ,Beru. Tapi lain kali, jangan
langsung menilai orang dari luarnya saja, bisa berbeda loh hasilnya,” kata
Maleo “Iya, aku sungguh menyesal.”
Akibat
peristiwa itu, Beru menjadi pemimpin yang tidak langsung menilai sesuatu dari
luarnya saja. Sedangkan Maleo diberi waktu senggang khusus untuk
berkeliling dan mencari pengetahuan bersama Maggie. Dan mereka hidup akur selamanya.
~THANK YOU~
Comments
Post a Comment